Pengikut

Labels

Bisnis Luar Biasa

Super Excellent Network Bersama Meraih Kebebasan Finansial Yang Sebenarnya

Traffik Rank

Fisika dan Sepak Bola


Apa yang dilakukan pemain-pemain sepak bola sangat erat kaitannya dengan fisika. Sebut saja ketika melakukan tendangan bola ke gawang, ia dapat mengatur kecepatan dan sudut elevasi bola secara baik. Terlalu besar sudut elevasi dan kecepatannya, bola akan melewati mistar. Sebaliknya jika sudut elevasi dan kecepatan terlalu kecil, bola tidak akan sampai ke gawang.

For your info, sebenarnya pemain sepak bola bisa diapresiasikan sebagai ahli fisika di lapangan hijau. Karena, setiap pemain bola sebisa mungkin harus mampu mengukur dengan tepat berapa besar gaya yang harus diberikan dan ke mana arah bola harus ditendang. Ujung-ujungnya kecepatan bola menjadi sangat kencang dan akurat.
Dan sepak bola sebenarnya adalah permainan fisika. Kita akan menikmati mengapa lintasan bola berbentuk parabola, bagaimana tendangan pisang, dan mengapa seorang penjaga gawang sangat susah menahan tendangan penalti. Intinya seorang pemain profesional kala dilengkapi dengan ilmu fisika akan dapat memperbaiki skill dan kemampuannya.

Selengkapnya...

Category: 0 komentar

Kelelawar Merayu Dengan Suara

ULM, KOMPAS.com - Sebuah studi, yang diterbitkan pada Proceedings of the Royal Society B, mengungkapkan bahwa informasi yang terdapat pada suara yang dikeluarkan kelelawar juga termasuk informasi seputar seks, yakni untuk membantu mamalia terbang tersebut mendapatkan pasangan.

"Jantan selalu merayu betina setiap ada kesempatan," kata Mirjam Knornschild, peneliti dari University of Ulm yang memimpin studi, seperti diberitakan Livescience, Rabu (3/10/2012). Rayuan itu tidak hanya berguna untuk memikat betina. Seperti dikatakan Knornschild, yang meneliti kelelawar spesies Saccopteryx bilineata, rayuan seekor jantan dapat digunakan jantan lain untuk membedakan antara calon pasangan atau calon pesaing.
Selengkapnya...

Category: 0 komentar

IQ Seseorang tidak Dipengaruhi oleh Faktor Genetik


Kebanyakan gen spesifik yang selama ini dianggap memiliki keterkaitan dengan kecerdasan mungkin tidak berpengaruh terhadap IQ seseorang.

Sejak lama para psikolog mengklaim bahwa kecerdasan sebagai suatu sifat yang diturunkan secara genetik oleh orang tua kita seperti kebanyakan sifat lain.

Namun, studi terbaru mengungkapkan fakta mengejutkan. Studi yang dipimpin oleh Christopher Chabris dari Union College mengungkapkan bahwa kebanyakan gen spesifik yang selama ini dianggap memiliki keterkaitan dengan kecerdasan mungkin tidak berpengaruh terhadap IQ (intelligence quotient) seseorang.

Chabris bersama rekannya David Laibson, seorang ekonom Harvard, memimpin tim peneliti internasional yang menganalisis lusinan gen dengan menggunakan set data besar yang mencakup alat tes kecerdasan dan data genetik.
Selengkapnya...

Category: 0 komentar

Peneliti Berhasil Membuat Kecoak Jadi Hewan Penyelamat

Kecoak mampu memberikan informasi tentang korban di sebuah bangunan yang hancur karena gempa bumi.

Sekelompok peneliti dari North Carolina State University berhasil membuat kecoak atau hewan yang sering dianggap hama menjadi hewan penyelamat. Dengan mengembangkan metode untuk mengarahkan dan mengontrol kecoak lewat remote control, kecoak mampu menjadi pusat informasi dalam keadaan bencana.
"Tujuan kami adalah menguji coba apakah kita bisa membuat antarmuka biologis nirkabel dengan kecoakk yang kuat dan mampu menyusup ke ruang-ruang kecil," kata Alper Bozkurt, Asisten Profesor Teknik Listrik North Carolina State University, seperti dikutipDiscovery, Jumat (7/9/2012).
Selengkapnya...

Category: 0 komentar

DAILY TEST I
 SAINS
(HUMAN SKELETON)

NAME                      :           
CLASS                      :    
A.        Put a cross (x) on a, b, c, or d before correct answer!

1. The bones that make up the base faces are in the ………… of skull
a.                  a. front
      b. back
      c. right side
      d. left side
2. The body skeleton to protect parts of the important bodies as follows…..
a. heart, lung, and liver
b. brain, colon, and lung
c. brain, colon, and liver
d. heart, brain, and colon

Selengkapnya...

Category: 0 komentar

Fosil Mirip Belalang Daun

ADA satu temuan menarik terkait dengan serangga yang memiliki bentuk tubuh menyerupai daun tersebut. Salah satunya adalah temuan fosil serangga yang serupa dengan serangga yang memiliki tubuh bentuk tumbuhan. Jika dilihat dari bentuknya, fosil serangga tersebut mirip dengan capung biasa. Fosil yang ditemukan sekitar 47 juta tahun lalu itu diduga menyerupai eophyllium messelensis. Penemuan yang digawangi Sonja Wedmann dari Institut Paleontology, Bonn, Jerman, tersebut membuktikan satu hal. Yaitu, evolusi yang dialami makhluk hidup dengan bentuk tubuh seperti daun cukup efektif dan bertahan paling lama.


Fakta-fakta di lapangan pun mendukung bahwa fosil itu dulu berbentuk menyerupai daun. Tempat ditemukan fosil tersebut adalah situs sejarah Messel, Jerman, yang memiliki karakteristik penuh pepohonan semasa hidup sang fosil.

Panjang fosil itu diperkirakan bisa mencapai 2,4 inci. Hal tersebut didukung rupa tubuh yang mampu menyamarkan diri di tengah pepohonan untuk menghindar dari serangan para predator yang selalu mengancam. Dengan begitu, sangat mungkin tipe seperti itu bertahan hidup dan berkembang biak. Kecuali, jika pohon di hutan-hutan tumbang satu per satu.

Bentuk tubuh yang menyerupai daun mati itu juga terus berevolusi dan berkembang dari tahun ke tahun. Contohnya, ketika masa revolusi industri di Inggris, warna kupu-kupu di daerah itu berubah menjadi kehitaman untuk menyamarkan dirinya dari ancaman predator di tengah kegelapan langit Inggris yang penuh dengan oleh asap pabrik dan polusi lainnya.(berbagai sumber/d)
Selengkapnya...

Category: , 0 komentar

Perlukah Nyamuk Dimusnahkan Dari Muka Bumi?

Punahnya satu makhluk pasti berdampak pada ekosistem secara keseluruhan. Tapi jika yang punah adalah nyamuk penyebab berbagai penyakit seperti malaria, demam berdarah hingga chikungunya, adakah dampak negatifnya? 

Perlukah serangga satu ini dihabisi agar dunia terbebas dari penyakit akibat serangga?


Nyamuk merupakan salah satu serangga yang sudah ada sejak zaman dulu kala. Peneliti memperkirakan, serangga ini sudah hidup berdampingan dengan makhluk lain di muka bumi ini sejak 100 juta tahun yang lalu.

Dari lebih dari 3.500 spesies nyamuk di muka bumi ini, sebenarnya hanya ada ratusan spesies yang menyerang manusia. Namun tak dapat dipungkiri, nyamuk menjadi salah satu musuh utama karena menularkan berbagai penyakit mematikan.

Berbagai upaya pernah dilakukan oleh manusia untuk melenyapkan nyamuk, terutama jenis tertentu yang menularkan penyakit. Sebagian besar memang masih sebatas riset di laboratorium, namun prospeknya cukup menjanjikan.

Salah satunya pernah dilakukan oleh tim dari University of Oxford. Rekayasa genetika yang dilakukan tim tersebut berhasil menciptakan nyamuk jantan yang jika mengawini nyamuk betina maka akan menghasilkan nyamuk tak bersayap.

Meski bisa menggigit, nyamuk mutan tersebut tidak bisa terbang karena tidak memiliki sayap. Karena nyamuk betina harus terbang untuk bisa minum darah, lama-kelamaan nyamuk tidak bisa berkembang biak lalu punah.

Dengan teknologi yang sama, tim dari University of Arizona juga pernah menghasilkan nyamuk anophales yang kebal virus malaria. Meski tidak bertujuan untuk memusnahkan nyamuk, cara ini juga bertujuan untuk melenyapkan penyakit
malaria.

Seandainya nyamuk-nyamuk mutan itu bisa diproduksi secara masal lalu dilepas ke alam dan menyebabkan kepunahan, dampak seperti apa yang akan terjadi?

Dikutip dari Nature, Rabu (18/8/2010), dampak paling besar dari punahnya nyamuk akan terjadi di habitat tundra (padang es) di kutub utara. Di tempat yang merupakan sarang terbesar bagi spesies nyamuk Aedes impiger dan Aedes nigripes, migrasi burung akan berkurang hingga 50 persen karena berkurangnya salah satu makanan kesukaan para burung.



Migrasi satwa yang lain juga akan terpengaruh, antara lain karibu atau sejenis rusa kutub. Ribuan karibu yang sebelumnya menghindari gigitan nyamuk akan menyerbu wilayah tundra, lalu diikuti para serigala yang merupakan predator utama para karibu.

Spesies ikan pemakan nyamuk, Gambusia affinis juga terancam punah jika nyamuk sudah tidak ada. Punahnya ikan ini sedikit banyak tentunya juga akan berdampak pada rantai makanan yang terjadi di perairan air tawar.

Terlebih lagi, larva atau jentik nyamuk turut memegang peran dalam penguraian sampah organik. Saat berada di genangan air, jentik-jentik tersebut mendapatkan nutrisi untuk tumbuh dari sisa-sisa tanaman yang membusuk.

Namun banyak kalangan menilai, dampak yang terjadi di ekosistem tersebut sebanding dengan tingkat kematian pada manusia akibat gigitan nyamuk. Malaria misalnya, tercatat menelan 247 juta korban jiwa di seluruh dunia setiap
tahunnya.

Apalagi para pakar meyakini, berbagai jenis insektivora (pemakan serangga) tidak akan terlalu kesulitan beradaptasi untuk beralih memangsa serangga lain jika sudah tidak ada nyamuk. Sedangkan untuk penguraian sampah organik, peran jentik nyamuk bukan tak tergantikan karena masih banyak jenis pengurai yang lain.


Sumber :
health.detik.com
Selengkapnya...

Category: , 0 komentar
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...